40mP adalah salah satu composer Vocaloid favorit saya, dan Chano adalah salah satu utaite favorit saya juga. Tapi di luar segi musikalitas, yang bikin saya lebih ngefans lagi kepada mereka adalah fakta bahwa mereka ini pasangan, sekarang sudah menikah, dan somehow dari dulu lagu-lagu 40mP selalu terasa paling cocok kalau dinyanyikan oleh Chano. Mungkin ini cuma cocoklogi atau halu sih, tapi sering kali saya merasa kalau emang ada sejumlah lagu 40mP yang diciptakan “spesial untuk dinyanyikan Chano”. Karena secara imej lagu dan pilihan nadanya seolah-olah dirancang agar sangat pas dengan imej serta range suara Chano.

Ada satu lagu mereka yang selama ini selalu meninggalkan kesan sangat mendalam buat saya. Judulnya “Life Size”. Lagu ini sepertinya nggak begitu terkenal. Bahkan kalau kamu cari di YouTube, lagu Life Size versi dinyanyikan oleh Chano ini kemungkinan nggak akan kamu temukan (believe me, I’ve tried!). Lagu ini cuma ada di channel pribadi Chano di situs Nico Nico Douga, dan kadang saya sedih karena lagu ini nggak banyak yang tahu. Versi original yang dinyanyikan Hatsune Miku cukup bagus tapi menurut saya masih biasa aja, sementara versi yang dinyanyikan oleh Chano ini rasanya “took the song to a new level”.

Sekilas dengar, lagu Life Size ini terdengar seperti lagu yang lumayan ceria. Ada rasa melankolis karena penggunaan nada-nada minor, tapi secara keseluruhan masih cukup ceria dan upbeat. Padahal kalau kita perhatikan liriknya, lagu ini sebetulnya sedih banget. Ceritanya tentang dua orang yang dulunya jatuh cinta, dekat, kemudian pisah karena nggak cocok. Tapi walaupun mereka udah pisah, sebetulnya mereka masih saling cinta. Mungkin suatu saat rasa cintanya bakal memudar dan hilang, patah hatinya akan terobati, yang patah tumbuh yang hilang berganti. Tapi untuk sekarang, di dalam lagu ini, mereka masih ada di dalam fase sakit-sakitnya.

Di bawah ini saya mencoba menerjemahkan/menginterpretasikan lirik Life Size ke dalam bahasa Indonesia. Iseng aja sih, tapi mungkin kalau tulisan ini ada yang baca, lagu Life Size jadi bisa diapresiasi oleh lebih banyak orang.

Lyrics taken from https://vocaloidlyrics.fandom.com/wiki/Life_size (modified for Chano version)


40mP x Chano – Life Size

Machihazure no kokudou ni-gousenzoi kara mieta sora no iro.
Kitaihazure no sore wa buaisouna kimi no yokogao mitai da.

Warna langit yang kulihat di sepanjang Jalan Raya Nasional Nomor 2, di luar batas kota, ternyata berbeda dengan yang kuharapkan.
Melihat langit itu rasanya mirip seperti ketika aku melihat wajahmu yang sedang masam.

Toomawari no kaerimichi de tadoritsuita kono basho wa
dare mo shiranai arinomama no boku no katachi utsushidasu kara.

Ketika akhirnya aku sampai di rumah setelah melalui jalan memutar jauh, baru di tempat inilah wujud diriku yang sesungguhnya, yang tidak diketahui oleh orang lain, bisa muncul ke permukaan.

Hanarebanare no bokura no ai wa
chikadzuku hodo chiisaku mieteshimau kedo
tsukuriageta sekai no naka de hitorikiri
itsudatte bokutachi wa toushindai no ai wo egaku wa.

Meskipun cinta antara aku dan kamu yang kini telah berpisah terlihat semakin mengecil seiring kita semakin mendekat,
di dalam dunia kesendirian yang kita ciptakan, kita berdua diam-diam selalu melukis cinta yang masih sama utuhnya.

Kangaesugiru hodo wakaranakunatte mata kangaekonde.
Omoiegaitekita yume to genjitsu no kyori ga umaku hakarenai.

Karena terlalu banyak berpikir aku jadi semakin bingung, dan itu membuatku semakin kepikiran.
Entah kenapa, jarak antara impian yang dulu kubayangkan dengan kenyataan yang terjadi, tidak bisa aku perdekat.

Boku ga deatta ano toki kara kawaranai kimi no me wa
dare mo shiranai arinomama no boku no katachi utsushidasu kara.

Binar matamu yang tak pernah berubah sejak pertama kali kita jumpa
merefleksikan wujud diriku yang sesungguhnya, yang tidak diketahui oleh orang lain.

Kawaru kawaru no bokura no ai wa
nagareyuku toki no naka ni kieteshimau kedo
tsukuriageta sekai no naka de hitorikiri
itsudatte bokutachi wa toushindai no ai wo utau wa.

Walaupun cinta kita yang selalu berubah-ubah suatu saat akan hilang tersapu aliran waktu,
di dalam dunia kesendirian yang kita ciptakan, kita berdua diam-diam selalu menyanyikan cinta yang masih sama utuhnya.

Itsu shika bokura wa miushinatte shimattanda
kokoro no POKETTO ni shimatteoita yume wo.
Sore wa daisoreta kotae ja nai sa.
Arinomama no oto wo tsumugidasu kotoba.

“Entah sejak kapan, kita telah melenceng arah dari impian yang dulu kita tanamkan dalam hati.”
Itu bukan jawaban yang dilebih-lebihkan.
Melainkan hanya kata-kata yang mencerminkan kondisi sebenarnya.

Hanarebanare no bokura no ai wa
chikadzuku hodo chiisaku mieteshimau kedo
tsukuriageta sekai no naka de hitorikiri
itsudatte bokutachi wa toushindai no ai wo egaku wa.

Meskipun cinta antara aku dan kamu yang kini telah berpisah terlihat semakin mengecil seiring kita semakin mendekat,
di dalam dunia kesendirian yang kita ciptakan, kita berdua diam-diam selalu melukis cinta yang masih sama utuhnya.

Toushindai no ai wo utau wa.

Kita berdua diam-diam selalu menyanyikan cinta yang masih sama utuhnya.


Interpretation Notes:

Ini mungkin waktu yang tepat untuk masang disclaimer, bahwa saya bukan ahli bahasa Jepang. Jadi ada kemungkinan penerjemahan saya salah. Atau mungkin terjemahannya benar tapi interpretasinya salah. Apa yang saya pikir ingin disampaikan oleh penulis lagunya, bisa jadi ternyata berbeda dari apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan. Tapi rasanya kalau kita bicara tentang lirik atau puisi, memang begitulah adanya. Yang tahu makna aslinya hanya sang penulis dan Tuhan saja.

Saya suka sekali dengan permainan kata di bait pertama lagu ini. 40mP menggunakan kata “-hazure” untuk mengekspresikan dua hal berbeda. Secara literal, hazure artinya “meleset”. Di kalimat pertama dia menggambarkan pemandangan yang terjadi di luar batas kota (machihazure, meleset dari dalam kota), sementara di kalimat kedua dia menggambarkan kondisi yang berbeda dari ekspektasi (kitaihazure, meleset dari harapan). Kalau kita mau menerjemahkan dua kalimat ini sambil mempertahankan nuansa sastra aslinya, bakal susah banget. Ada wordplay juga di bagian interlude (miushinatte shimatta – shimatteoita yume), cuman kayaknya bagian bait pertama lebih berkesan.

Kalau dibandingkan dengan lirik asli versi Hatsune Miku, versi Chano ini ada beberapa yang beda. Saya nggak tahu sih itu kesalahan apa emang sengaja, tapi tebakan saya itu sengaja. I think Chano is smart, dan kalau dia melakukan suatu perubahan saya pikir pasti ada alasannya. Mungkin dia ingin membuat lagunya lebih dekat secara personal. Atau ada suatu cerita antara 40mP dan Chano di balik lagu ini, yang publik nggak pernah tahu. Either way it’s interesting, dan memang imej lagunya jadi terasa berubah dengan adanya sedikit perubahan lirik itu. Ada kata “zankoku” (cruel) yang dihilangkan, mungkin karena Chano merasa bahwa kenyataan itu sebetulnya tidak kejam kok. Hanya merupakan refleksi hal yang benar saja, sayangnya kadang-kadang kita nggak berani menghadapi.

Ada satu kata yang menurut saya menarik dan agak susah mencari padanan ekspresinya di bahasa Indonesia, yaitu “buaisou” (無愛想). Tiga huruf yang digunakan adalah mu (kosong), ai (cinta), dan sou/omoi (perasaan). Huruf “sou” ini unik karena kayaknya yang dimaksud perasaan di sini bukan “feeling”, tapi lebih ke arah “image”. Bukan perasaan yang ada dalam diri, tapi perasaan yang muncul karena benda eksternal. Bukan “merasa”, tapi “terasa/terbayang”. Jadi kata “buaisou” kalau diterjemahkan literal artinya “terasa seolah-olah tidak mengandung rasa cinta”.

Kalimat yang digunakan oleh 40mP adalah “buaisouna kimi no yokogao”. Ini menggambarkan wajah seseorang yang sedang marah/kecewa dan tidak mau melihat kita secara langsung, sehingga hanya bisa kita lihat dari samping, oleh karena itu ekspresi wajahnya terasa tidak mengandung rasa cinta. “Melihat langit yang sedang mendung itu rasanya seperti melihat wajahmu dari samping ketika kita sedang bertengkar.” Bait pertama lagu Life Size, makna lengkapnya kira-kira seperti ini.

Membaca lirik lagu itu, kadang lumayan bikin bingung di mana pemenggalan kalimatnya. Tapi sepertinya setiap bait chorus dalam lagu Life Size ini adalah satu kalimat yang sangat panjang.

Salah satu kalimat menarik lainnya adalah “tsukuriageta sekai no naka de hitorikiri”. Orang Jepang kayaknya suka sekali menggunakan kata “sekai” (dunia) untuk mengekspresikan perasaan/pikiran manusia. Di sini 40mP menggambarkan kondisi di mana kedua tokoh di dalam lagunya itu menciptakan dunia (pikiran) mereka sendiri, dan di dalam dunia itu masing-masing mereka selalu berada dalam kesendirian. Di dalam dunia itulah mereka menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya. Dan walaupun mereka sudah berpisah, sudah jalan sendiri-sendiri, di dalam dunia mereka masing-masing sebenarnya mereka masih menjaga perasaan cinta yang sama sekali nggak pernah berubah.

Kalimat yang sangat menarik lagi adalah “arinomama no oto wo tsumugidasu kotoba”. Secara harfiah, artinya adalah “kata-kata yang menenun suara yang sesuai kenyataan”. Ini metafor yang kayaknya nggak ada dalam bahasa Indonesia. Biasanya kalau menggambarkan keadaan, bahasa Indonesia akan menggunakan metafor visual, misalnya “mencerminkan keadaan sebenarnya”. Sementara di bahasa Jepang ini 40mP menggunakan metafor audio. Aneh banget kan kalau kita bilang bahwa suara bisa ditenun? Mungkin bisa kita terjemahkan jadi “kata-kata yang menyuarakan kebenaran”, tapi feel-nya jadi berubah, jadi nggak romantis malah kayak orang lagi demonstrasi. Jadi di kalimat ini saya memilih membuang arti literal, dan lebih mempertahankan nuansa perasaan serta metaforanya.

Judul lagunya “Life Size” (等身大, toushindai) ini agak lucu. Mungkin terjemahan bahasa Inggrisnya agak misleading, karena dia menggunakan kata “life”. Sebenernya, makna aslinya adalah “real size”. Kata “toushin” dalam “toushindai” itu maksudnya proporsi badan manusia, kayak kita mengucapkan “life-size doll” itu maksudnya boneka dengan ukuran setinggi manusia asli. Gundam ukuran 1:1, itu disebut life-size Gundam. Dan sebetulnya secara grammar istilah ini juga salah. Mestinya bukan “life-size” tapi “life-sized”.

Jadi ketika 40mP menggunakan frase “toushindai no ai”, atau kalau diterjemahkan jadi “life-sized love”, maknanya adalah “cinta yang berukuran sama dengan ukuran aslinya”.

Di chorus pertama dan terakhir, 40mP menggambarkan kondisi di mana si kedua tokoh yang udah pisah ini bisa kembali semakin mendekat. Mungkin sebagai teman, mungkin hubungannya udah membaik lagi setelah mereka putus. Dan semakin mereka bisa berteman lagi, itu artinya (harusnya) mereka sudah move on, dong? Sudah move on, artinya mereka sudah ga saling cinta, kan? Semakin mereka dekat, perasaan cintanya seolah-olah sudah semakin mengecil dan mereka udah nganggap masing-masing sebagai teman biasa aja. Padahal sebetulnya, ketika mereka pulang ke rumah, atau ketika pandangan mereka saling bertemu, di situlah perasaan yang sebenarnya bangkit kembali. Sebenarnya mereka belum move on. Sebenarnya perasaan mereka nggak pernah berubah. Dan secara personal, sebagai seorang manusia, mereka berdua juga sebenarnya sama-sama nggak pernah berubah. Masih sama seperti dulu. Masih sama seperti ketika mereka baru pertama kali bertemu.

Nggak ada orang yang tahu, bahkan mungkin mereka pun satu sama lain juga nggak saling tahu, kalau di dalam hati masing-masing, sebenarnya perasaan cinta mereka sama-sama masih sama utuhnya.

Kalian kapan balikan? :’)