Post pertama di category Japanese yay! Seperti sudah saya ungkapkan di post saya yang ini, saya akan mulai membuat tulisan-tulisan mengenai pelajaran bahasa Jepang. Sebelumnya perlu diingat bahwa kemampuan bahasa Jepang saya sendiri sebetulnya masih pas-pasan, jadi apabila ada kesalahan dalam materi yang saya berikan, silahkan diralat untuk kemudian akan saya benahi.

Pada buku-buku atau kurikulum pelajaran bahasa Jepang pada umumnya, pelajaran bahasa Jepang biasanya selalu dimulai dengan 2 hal, yaitu belajar huruf hiragana dan aisatsu (greetings) atau jikoshoukai (self-introduction), namun di sini saya tidak akan mengikuti urutan pembelajaran tersebut. Apabila kamu berminat untuk belajar tulisan Jepang, silahkan melakukannya secara otodidak sambil mengikuti blog ini. Sebelum kita mulai, saya menyarankan kamu untuk men-download sebuah program kecil yang bernama JWPce (Japanese Word Processor) di situs ini. Program ini dapat digunakan untuk menulis huruf-huruf Jepang, mengubah huruf hiragana menjadi huruf kanji, maupun sebagai kamus bahasa Jepang. Fitur-fitur JWPce secara lebih mendetil akan saya bahas pada kesempatan lain.

1. Struktur Dasar Bahasa Jepang – Kalimat Berita dan Partikel Penghubung

Pertama-tama kita akan membahas struktur dasar bahasa Jepang yang digunakan pada kalimat bahasa Jepang formal (kokugo). Sebelum beralih ke bahasa Jepang, mari kita mengingat kembali struktur dasar kalimat pada bahasa Indonesia. Sebuah kalimat dalam bahasa Indonesia dapat terdiri minimal dari dua kata, yaitu satu subyek dan satu kata predikat. Subyek adalah adalah kata benda atau kata ganti yang merupakan pelaku utama dalam kalimat, sedangkan predikat adalah kata (atau kumpulan kata) yang menjelaskan tentang subyek. Predikat dapat berupa kata kerja, kata sifat, maupun kata benda lainnya.

Contoh:

– Saya makan.

– Kamu cantik.

– Saya Ayyub.

Di antara subyek dan predikat, dapat pula disisipkan kata penghubung seperti ‘itu’, ‘ini’, atau ‘adalah’. Kata penghubung ini biasanya disetarakan dengan penggunaan ‘to be’ dalam bahasa Inggris.

Contoh:

– Saya adalah Ayyub.

+ I am Ayyub.

– Saya adalah ayahmu.

+ I am your father.

Kalimat berita dalam bahasa Jepang memiliki struktur yang mirip dengan bahasa Inggris. Sebuah kalimat terdiri dari sebuah subyek, sebuah predikat, dan partikel penghubung. Namun struktur seperti ini tidak berlaku untuk predikat yang berbentuk kata kerja. Kata kerja dalam bahasa Jepang diperlakukan dengan sangat menarik, dan akan kita bahas di lain waktu. Untuk saat ini, mari kita ubah beberapa contoh kalimat di atas menjadi bahasa Jepang.

Contoh:

– Saya (adalah) Ayyub.

+ Watashi wa Ayyub desu.

– Kamu cantik.

+ Anata wa kirei desu.

– Saya adalah ayahmu.

+ Watashi wa anata no chichi desu.

Partikel penghubung antara subyek dan predikat dalam bahasa Jepang adalah ‘wa’, dan di akhir sebuah kalimat berita, kita menambahkan partikel ‘desu’ sebagai penutup. Pada percakapan bahasa Jepang informal, partikel ‘desu’ ini dapat dihilangkan. Bahkan terkadang, partikel ‘wa’ juga bisa dihilangkan.

Contoh:

+ Watashi Ayyub.

+ Anata wa kirei.

Selain bentuk kalimat berita dasar seperti di atas, kita juga dapat menambahkan partikel lain di belakang suatu kalimat untuk memberikan penekanan terhadap kalimat tersebut. Partikel-partikel yang lazim digunakan ada 3, yaitu ‘da’, ‘yo’, dan ‘ne’. Partikel-partikel ini dapat digunakan sendirian maupun bersama-sama, tergantung dari sejauh apa kita ingin menekankan kalimat tersebut.

Contoh:

+ Anata wa kirei da.

+ Anata wa kirei desu yo.

+ Anata wa kirei desu ne.

+ Anata wa kirei dayo.

Tentu saja kita tidak menyusun partikel-partikel tersebut sembarangan. Urutan munculnya partikel tersebut adalah da-yo-ne, jadi jangan mengatakan hal seperti, “Anata wa kirei yoda,” karena itu bisa jadi akan menimbulkan *uhuk* salah paham. Kombinasi partikel ‘desu’ dengan ‘da’ juga tidak lazim digunakan.

2. Kalimat Berita Bentuk Lampau

Untuk mengubah sebuah kalimat berita dalam bahasa Jepang menjadi kalimat lampau, caranya sangatlah mudah. Kita cukup mengubah partikel ‘desu’ yang ada di akhir kalimat menjadi ‘deshita’. Untuk kalimat informal, partikel tersebut dapat diubah menjadi ‘datta’.

Contoh:

– Saya sehat.

+ Watashi wa genki desu.

– Saya (dulu) sehat.

+ Watashi wa genki deshita.

+ Boku wa genki datta.

Bagaimana? Mudah, bukan? Selanjutnya kamu bisa berlatih membuat variasi-variasi kalimat dengan menggunakan apa yang telah kita pelajari hari ini. Nah, sampai di sini dulu pelajaran bahasa Jepang kita kali ini. Sampai bertemu di kesempatan berikutnya, tetap di “Learn Japanese with Rekkazan”.

EXTRA: Daftar Kosakata

Berikut ini adalah kata-kata bahasa Jepang yang telah kita pelajari hari ini.

– watashi = saya

– anata = kamu

– boku = saya/aku (informal)

– genki = sehat

– chichi = ayah

– kokugo = bahasa formal